Report Abuse

RECENT POSTS

[Tantangan 12] STOP! Menyebarkan Ujaran Kebencian

40 comments

Mulutmu, Harimaumu! Pepatah ini sangat cocok disematkan bagi yang suka menyebarkan ujaran kebencian melalui dawai. Dan bahkan sekarang itu sering terjadi persekusi di tempat umum.

Sepertinya mereka tak pernah tau akan semua dampak yang diakibatkan dari perbuatan tersebut. Hanya dengan sebuah kata-kata namun, dampak psikilogis yang tak mereka sadari akan mempengaruhi kejiawaan si korban.

Apa itu Ujaran Kebencian? 
Ujaran kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh sesuatu individu atau kelompok dalam bentuk propokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, dan masih banyak lagi.

Sedangkan dalam arti hukum bahwa ujaran kebencian adalah perkataan, prilaku, tulisan ataupun pertunjukkan yang dilarang dapat menyebabkan memicu terjadinya tindakan kekerasan dan bahkan sikap berprasangka entah dari pihak pelaku ataupun dari pihak korban sehingga menciptakaan pertanyaan tersebut berkembang menjadi sebuah permasalahan baru yang tak berujung.

Dampak yang Dialami Oleh Korban
Dampaknya terhadap korban sangatlah mengerikan sama sekali. Seperti yang tertulis diatas dapat mengguncang kejiwaan mereka. Apabila sudah terjadi perlu adanya pendampingan team phsykoloh agar dapat ditangani dengan segara.

Dan apabila telat di tangani atau bahkan tidak sama sekali ditangani, akan menjadi bumerang bagi siapapun kelak dikemudian hari. Bahkan ada pula yang berujung dengan bunuh diri, ini mengerikan sama sekali bukan.

Selain itu pula apa bila si korban sakit hati terhadapmu, mereka bisa melakukan yang tidak-tidak terhadapmu atau bahkan bisa melukaimu. Dan kalau sudah dendam dujung ubun-ubun bisa berakhir dengan laporan ke polisi.

Entahlah, semenjak kapan ujaran kebencian ini muncul kepermukaan. Yah, semenjak adanya dawai di dunia ini. Dengan mudahnya menyebarkan ujaran kebencian melalui media sosial yang dimiliki.

Jaga baik-baik lisanmu, dan jaga pula jempolmu, jangan sembarang mengucap atau bahkan menyebarkan kata-kata yang tak pantas. Jangan sampai berakhir dipenjara akibat perbuatanmu yang tidak bermaksud untuk melukai hati seseorang.

Pikir 10.000.000.00,- sebelum menekan tombol kirim di media sosialmu ok bro. Terkadang kita tanpa sadar telah menyebarkannya ke seantero dunia. Akibat ulah sendiri berkahir di penjara.

Ok, bro dan sis, sampai disini tulisan yang menurut saya akan masih berlanjut (walau itu tak akan pernah berlanjut juga), semoga mendapat manfaat dari tulisan ini.     
Kokoh Hendra Liem
Assalamualaiku. Wr. Wb, Hai para blogger di seluruh Indonesia Salam kenal nama saya Kokoh Hendra Liem (panggil saya Hendra), saat ini saya berdomisili di Kota Minyak, Balikpapan. Nah, hobby saya adalah menulis dan menulis baik itu di blog pribadi atau menciptakan sebuah buku (novel, antalogi, puisi) bahkan non fiksi pun saya buat.

Related Posts

40 comments

  1. Tantangan kita semua di zaman ini ya, Koh. Begitu mudahnya jari berkomentar sehingga bisa berdampak buruk jika tak dipikir.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang bukan mulut saja tapi jempol jari juga bisa mengakhiri nyawa seseorang.

      Delete
  2. Bener stop ujaran kebencian. Mending ujaran kasih sayang sajah

    ReplyDelete
  3. Sepanjang komentar atau share itu gratis akan selalu ada yg menggunakannya buat berbagai hal. Salah satunya dlm ujaran kebencian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya mbak, terkadang mereka belum bisa memilah apakah itu tidak menyakitkan atau menyakitkan bagi orang yang membacanya.

      Delete
  4. Hati-hati dengan jarimu juga, karena jari di medsos bisa lebih kejam dari mulut

    ReplyDelete
  5. Setuju, ujaran kebencian itu cuma bikin hati jadi sempit, gelap, dan egois

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup sempit segala-galanya hingga kuburnya pun akan sempit.

      Delete
  6. Selain ujaran kebencian, berkata kasar tanpa sensor juga sangat sering diabaikan orang-orang yang menggunakan media sosial saat ini. Padahal hal tersebut juga sangat tidak baik untuk psikologis baik untuk yang nulis maupun yang lihat. Mari berkata baik atau diam :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, ini dia yang saya lupa tuliskan di blog. Terkadang para netizen itu tanpa disaring dulu langsung tekan tombol share

      Delete
  7. Kadang yang aku sebel itu pas baca debat di medsos. Padahal kapasitas mereka yang dipanggil sebagai seseorang yang paham agama tapi suka debat di medsos, di fanspage . buat apa coba? Biar dibilang hebat? Jamaahnya ini sendiri kadang malu bacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, terkadang malu juga sih apa yang dibicarakan pada saling ngotot. Dia yang paling benar dan enggak mau kalah.

      Delete
  8. Begitu dahsyatnya bahaya menyebar hoaks ya pak .sering ini tak dipikir oleh orang .bahwa ada akibat yang sangat merigimer

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak, sangat...sangat...sangat dahsyat sekali hingga korbannya mengalami depresi dan berujung dengan bunhu diri

      Delete
  9. Ujaran kebencian dan hoaks bikin perpecahan deh. Apalagi kemarin menjelang pemilu. Duh...aku sampai keluar dari grup WA dan unfollow teman FB. Udah mana teman FB tuh engga pernah jumpa darat pula. Engga rugi deh. Masih ada teman lain yang baik-baik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, tidak hanya itu saja bahkan ada suadara yang bermusuhan hanya karena berbeda pilihan.

      Delete
  10. Sejak dulu sepertinya sudah ada, cuma semenjak ada gawai pintar dan media sosial, ujaran kebencian untuk orang atau tokoh yang tidak disukai itu semakin marak dan mengerikan. Giliran dituntut sama korban malah merasa jadi korban dan korbannya banyak disalahin sama pendukung yang berujar kebencian. Kemudian aku terheran-heran. Emang harus dipikir berjuta bahkan triliunan kali sebelum mengetuk tombol share :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, adakalanya kita butuh berpikir panjang untuk menshare apapun itu. pikir pula bagaimana dampak pshykologisnya terhadap korban.

      Delete
  11. Bahkan banyak yg gara-gara dapet komentar negatif malah berujung bunuh diri. Jaga emosi ternyata ga cuma di dunia nyata, tp juga di dunia maya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengapa hal ini terjadi dikarenakan bahwa terkadang jiwa mereka terguncang. Apa bila tak ditangani dengan baik akan mengalami hal yang buruk.

      Delete
  12. Agak sulit sekarang, membedaan berpikir kritis, berniat baik hingga dengan ujaran kebencian. Apalagi, sering dibalut dengan isu politik identitas.

    Jangankan berbeda politik indentitasnya, yang sama tetapi ada perbedaan sedikit pandangan saja udah bisa membuat saling ejek hingga keluar ujaran kebencian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas sulit banget, terkadang kita terburu-buru untuk mengshare tanpa membaca kembali apakah berita itu benar atau hoax. Terkadang muncul begitu saja diberanda media sosial kita.

      Delete
  13. Ujaran kebencian ini sempat membanjiri timeline Facebook saat pilpres kemarin dan akhirnya jadi seleksi alam (dunia Maya), remove massal.

    ReplyDelete
  14. Sayangnya ujaran kebencian ini juga dilakukan oleh para pejabat yang dilihat dan ditonton oleh rakyat. Bahkan ada ketidakadilan ikut dipertontonkan ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sehingga rakyat menganggapnya adalah sebuah hal yang biasa saja. Lah, wong pemerintahnya melakukannya juga

      Delete
  15. Saat ini zaman semakin kompleks koh..dengan semakin mudah share segala sesuatunya tanpa perlu berlama lama memikirkan dampak.. apalagi yg menganut pikiran...sebar dulu.. benar ga benar..urusan belakangan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang itu orang masa bodoh dengan dampak yang diakibatkan, dan bahkan ada yg melakukannya hanya untuk bercanda saja.

      Delete
  16. Benar sekali mas, saya paling sedih kalo ada orang tua yg melakukan hal trsbut mau menegur ga enak ga ditegur malah jd toxic

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak terkadang mereka tak sadar akan akibat yang ditimbulkan terhadap ujaran kebencian tersebut.

      Delete
  17. iya benar koh. lebih baik diam daripada bicara kotor dan menghujat.

    ReplyDelete
  18. Saya pribadi terkadang tergerak untuk berkomentar atas sesuatu yang sama temukan, tapi karena takut masuk ke dalam perkara ujaran kebencian ini, jadi menahan diri. Lebih baik mendoakan orang dalam hati daripada mengomentari kehidupannya kan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya bang terkadang susah sekali untuk menahan dan ujung-ujungnya meledak juga.

      Delete
  19. Orang sekarang kalau dilihat dimedsos memang tanpa ragu sering membuat ujaran2 kebencian yang terkadang tanpa mereka sadari ulah yang dilakukan itu bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri.😊

    Dan adanya teknologi sekarang terkadang bisa membuat orang terlana akan hal2 negatif.

    Yaa semoga kita bukan menjadi tidak menjadi bagian seperti mereka yaa Ko.😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih, Semoga saja mereka sadar dan berhenti menyebarkan ujaran kebencian.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog